LAPORAN PRATIKUM
Disusun
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Biologi
Oleh:
1.
AJI KURNIAWAN S. (
12142013510 )
2.
CINDY KRYSTALIA (
12142013544 )
3.
DEKA PURNAMA S. (
12142013507 )
4.
DIAN PUSPITA SARI (
12142013512 )
5.
KHOLPIANA SARI ( 12142013546 )
6.
LUSI APRIANI ( 12142013534 )
7.
TRIO SUSMAJA ( 12142013518 )
8.
TRYA KARTIKA ( 12142013551 )
PROGRAM
STUDI ILMU KEPERAWATAN (PSIK)
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)
BINA HUSADA
PALEMBANG
2012
i.
Judul :
Golongan Darah Manusia
ii.
Tujuan :
Untuk mengetahui golongan darah manusia.
iii.
Alat dan Bahan
v Alat
1.
Pensil
Gelas
2.
Kertas
Putih tidak bergaris
3.
Lanset
(steril)
4.
Tusuk
Gigi
5.
Gelas
Objek
6.
Kapas
7.
Pinset
8.
Mikroskop
v Bahan
1.
Darah
Manusia
2.
Serum
Anti-A dan serum Anti-B
3.
Alkohol
(70 %)
iv.
Landasan teori
Golongan
darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu
berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebapkan karena
adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah
merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan
ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal
sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya
saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak
kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia
hemolisis gagal ginjal, syok,
dan kematian. Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya,
sebagai berikut:
- Individu dengan golongan darah A
memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan
menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum
darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat
menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
- Individu dengan golongan darah B
memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan
antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan
golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan
dolongan darah B-negatif atau O-negatif
- Individu dengan golongan darah AB
memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan
antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan
darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO
apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan
darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama
AB-positif.
- Individu dengan golongan darah O
memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap
antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat
mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan
disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah
O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
Secara umum,
golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di
beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan.
Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB
memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis
yang paling jarang dijumpai di dunia.
Ilmuwan Austria,
Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel
dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930
untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO.
Macam-macam
Penggolangan Golongan Darah Manusia
Golongan darah
manusia dibagi menjadi beberapa macam. Hal ini dapat dilihat dari aglutinogen
(antigen) dan aglutinin (antibodi) yang terkandung dalam darah seseorang.
Penggolongan darah ini pertama kali ditemukan oleh Dr. Lendsteiner dan Donath.
Di dalam darah manusia terdapat aglutinogen (antigen) pada eritrosit dan
aglutinin (antibodi) yang terdapat di dalam plasma darah.
Penemuan Karl
Landsteiner diawali dari penelitiannya, yaitu ketika eritrosit seseorang
dicampur dengan serum darah orang lain, maka terjadi penggumpalan (aglutinasi).
Tetapi pada orang lain, campuran itu tidak menyebabkan penggumpalan darah.
Aglutinogen (aglutinin) yang terdapat pada eritrosit orang tertentu dapat
bereaksi dengan zat aglutinin (antibodi) yang terdapat pada serum darah.
Aglutinogen dibedakan menjadi dua yaitu:
Aglutinogen A : memiliki enzim
glikosil transferase yang mengandung glutiasetil glukosamin pada rangka glikoproteinnya.
Aglutinogen B : memiliki enzim
galaktose pada rangka glikoproteinnya. Aglutinin dibedakan menjadi aglutinin α
dan β .
Darah seseorang memungkinkan dapat
mengandung aglutinogen A saja atau aglutinogen B saja. Tetapi kemungkinan juga
dapat mengandung aglutinogen A dan B. Ada juga yang tidak mengandung
aglutinogen sama sekali. Adanya aglutinogen dan aglutinin inilah yang menjadi
dasar penggolongan darah manusia berdasarkan sistem ABO.
Menurut sistem ABO, golongan darah
manusia dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai berikut.
No
|
Golongan Darah
|
Keterangan
|
1
|
A
|
Apabila di dalam sel
darah seseorang mengandung aglutinogen A dan serumnya mengandung
aglutinin β sehingga dapat dirumuskan (A, β ).
|
2
|
B
|
Apabila di dalam sel
darah seseorang terdapat aglutinogen B, sedangkan dalam serumnya
terdapat aglutinin αsehingga dirumuskan (B, α )
|
3
|
AB
|
Apabila di dalam sel
darah seseorang terdapat aglutinogen A dan B, sedangkan di
dalam serumnya tidak mengandung aglutinin, sehingga dapat dirumuskan (AB,–)
|
4
|
O
|
Apabila di dalam sel
darah seseorang tidak terdapat aglutinogen sedangkan dalam serumnya
mengandung aglutinin α dan β sehingga dapat dirumuskan (-, α, β ).
|
Pada penelitiannya, Leindsteiner
juga menemukan aglutinogen yang terdapat pada darah kera, Maccacus rhesus,
sehingga diberi nama aglutinogen rhesus. Dari fakta ini, kemudian golongan
darah dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1. Golongan darah Rh+, jika di dalam sel darah seseorang terdapat aglutinogen rhesus.
2. Golongan darah Rh–, jika di dalam sel darah seseorang tidak terdapat aglutinogen rhesus.
1. Golongan darah Rh+, jika di dalam sel darah seseorang terdapat aglutinogen rhesus.
2. Golongan darah Rh–, jika di dalam sel darah seseorang tidak terdapat aglutinogen rhesus.
Sistem rhesus
ini dalam tranfusi darah juga harus diperhatikan. Apabila golongan darah Rh +
maka tidak boleh digunakan sebagai donor untuk golongan darah Rh-, karena bisa
terjadi aglutinasi (penggumpalan). Pada kasus lain, jika seorang ibu yang
memiliki golongan darah Rh– kemudian mengandung bayi dengan golongan darah Rh+,
maka sel darah bayi akan rusak dan menyebabkan penyakit bawaan, yaitu penyakit
kuning atau eritroblastosis fetalis.
v.
Cara Kerja
Dengan menggunakan pensil gelas,
tariklah garis tegak lurus pada sisi panjang yang membagi gelas objek menjadi
dua bagian yang sama. Di pojok atas kiri gelas objek tuliskan A, dan di pojok
atas kanan tuliskan B. Letakkan gelas objek itu pada selembar kertas putih yang
tidak bergaris.
Cuci tangan anda sampai bersih, ambil
segumpal kapas dengan pinset, celupkan ke dalam alcohol dan gosokan pada ujung
jari manis tangan anda dengan (tangan kanan atau tangan kiri), biarkan alcohol
mongering. Tusuklah bagian tersebut dengan menggunakan lanset yang tellah
disterilkan, kemudian tempatkan setetes kecil darah di bagian tengah tiap-tiap
belahan objek gelas (hal ini dapat dilakukan dengan menyentuhkan gelas objek
tersebut pada jari yang ditusuk). Tutuplah bekas tusukan dengan kapas yang
telah dicelupkan ke dalam alkohol (tahan kapas dengan ibu jari tangan yang sama
selama 5 menit).
Segera letakkan setetes anti A pada
titik darah di belahan A gelas objek. Adulah serum dan tetesan darah tersebut
dengan menggunakan tusuk gigi, sedemikian sehingga membentuk luasan sekecil
mungkin. Letakkan setetes serum anti B pada titik darah di belahan B gelas
objek, gunakan tusuk gigi yang kedua untuk mencampurkan darah dan serum.
Bandingkan bahan setiap gelas objek
dengan gambar yang tersedia yang diperlihatkan kedua macam reaksi, yaitu
terjadi penggumpalan atau tidak. Pengamatan dilakukan dengan mata telanjang dan
dilanjutkan penggunaan mikroskop dengan pembesaran lemah.
Cara Menentukan Golongan Darah
1.
Jika terjadi penggumpalan pada sisi A,
anda bergolongan darah A
2.
Jika terjadi penngumpalan pada sisi B,
anda bergolongan darah B
3.
Jika terjadi penggumpalan di keduan
sisi, anda bergolongan darah AB
4. Jika
tidak terjadi penggumpalan darah sama sekali, anda bergolongan darah O
vi.
Hasil Pengamatan
Pratikan
melakukan pratik pada pasien dan menentukan bahwa pasien bergolongan darah A.
vii.
Pembahasan
Pratikan dapat menentukan
bahwa si pasien bergolongan darah B karena dilihat pada preparat penentuan
golongan darah terjadi penggumpalan pada sisi A.
viii.
Tanya Jawab
v Pertanyaan
:
1.
Apakah golongan darah pasien?
2.
Kombinasi alel yang
bagaimanakah yang menentukan golongan drah pasien ?
3.
Terangkan apa yang terjadi dengan
perederan darah pasien, bila pasien diberi transfusi darah dari golongan darah
yang berbeda?
v Jawaban
:
1. Golongan darah Pasien A.
2. Pratikan bisa menetukan
golongan darah pasien dilihat pada preparat penentuan golongan darah terjadinya
penggumpalan pada sisi A setlah diteteskan Anti sera – A. Karena telah
terjadi reaksi antibodi-antigen , antigen dengan antibodinya sesuai sehingga
golongan darah A terjadi penggumpalan jika ditetesi Anti-A . Golongan darah A
memiliki antigen A dan antibodinya β (
anti-B ) . Aglutinogen bercampur dengan agglutinin yang tidak sesuai , maka
dapat terjadi penggumpalan
3. Golongan darah ditentukan oleh
tipe dan kombinasi molekul-molekul, dalam transfuse darah jika golongan darah
donor dan pasien (resipien) tidak cocok, sistem kekebalan tubuh penerima akan
menyerang darah donor. Akibatnya, sel darah merah dari darah yang disumbangkan
akan menggumpal (aglutinasi). Gumpalan darah ini dapat menyumbat pembuluh darah
dan menghentikan sirkulasi darah ke bagian lain tubuh sehinnga bias berakibat
fatal bagi pasien bahkan dapat menyebabkan kematian.
ix.
Kesimpulan
v Golongan
darah tergantung pada tipe aglutinogen dan aglutinin yang terkandung dalam
darah.
v Golongan
darah dapat ditentukan dengan melihat penggumpalan yang terjadi pada serum A
dan B
v Lama
waktu pembekuan darah ditentukan oleh lamanya trombosit membentuk benang fibrin
v Jumlah
eritrosit dalam darah ditentukan oleh factor jenis kelamin, usia, dan berat
badan.
DAFTAR
PUSTAKA
Departemen
Pendidikan Nasional.2005. Ilmu Pengetahuan Alam Biologi Untuk Sekolah
Menengah Atas.Klaten : CV.Sahabat.
Tim MGMP.2010.LKS
Biologi.Semarang : Media Ilmu.
http://zaifbio.wordpress.com/2009/11/20/golongandarah/frekuensi-gen-dalam-populasi-dan-hukum-hardy-weinberg-2/ disunting
pada tanggal 22 November 2012.
0 komentar:
Posting Komentar